JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, sebanyak 43 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 298 Zona Musim (ZOM) saat ini mengalami musim hujan. Kondisi tersebut menunjukkan pergeseran signifikan dalam pola cuaca nasional, di tengah masih adanya sejumlah daerah yang mengalami kekeringan ekstrem.
Wilayah yang telah memasuki musim hujan tersebar luas di berbagai penjuru Tanah Air. Data BMKG menyebutkan, wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.
Kemudian, Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, Bangka Belitung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jakarta bagian selatan, sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian timur.
Selain itu, hujan juga mulai turun di sebagian Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara serta Sulawesi Selatan bagian utara dan sebagian Sulawesi Barat.
Wilayah Indonesia bagian timur pun tak luput dari peralihan musim ini, termasuk sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Meski sebagian besar wilayah telah diguyur hujan, BMKG juga mencatat adanya daerah yang belum mengalami hujan dalam waktu yang sangat lama.
“BMKG mencatat sebanyak empat wilayah di Indonesia tidak mengalami hujan lebih dari 100 hari. Salah satunya yakni Bima di Nusa Tenggara Barat yaitu selama 136 hari tidak mengalami hujan,” dikutip dari keterangan BMKG, Selasa (14/10/2025).
Di Nusa Tenggara Timur, Sumba Timur tercatat tidak mengalami hujan selama 126 hari, Lembata selama 124 hari, dan Sabu Raijua selama 119 hari. Wilayah lain seperti Timor Tengah Selatan dan Kupang masing-masing 70 hari, serta Buleleng dan Banyuwangi selama 95 hari juga mengalami kekeringan yang cukup panjang.
Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan distribusi curah hujan di Indonesia, yang perlu menjadi perhatian dalam pengelolaan sumber daya air dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait