Profil Kota Palangka Raya, Wilayah yang sempat Dilirik Bung Karno Jadi Ibu Kota Negara (Foto: dok Pemprov Kalteng)

PALANGKA RAYA, iNews.id - Profil Kota Palangaka Raya akan dibahas dalam artikel ini. Diketahui jika Palangka Raya merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Melansir laman resmi Kota Palangka Raya, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, meletakkan tiang pertama pembangunan kota ini pada 17 Juli 1957. Bersamaan dengan itu, diresmikan pula monumen atau tugu ibu kota Provinsi Kalteng di Pahandut. 

Di sekitar tugu, terdapat pilar dengan jumlah 17 yang memiliki arti senjata untuk berperang. Ada pula segi lima yang menjadi bentuk tugu dengan makna Pancasila. Langkah didirikannya kota Palangka Raya tak lepas dari upaya integrasi pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah, berdasarkan pada UU Darurat Nomor 10 Tahun 1957.

Dilirik Jadi Ibu Kota Negara 

Tugu Soekarno yang menyatu dengan kawasan Jembatan Kahayan. (Foto: dok Pemprov Kalteng)

Bung Karno bahkan berencana menjadikan Palangka Raya sebagai ibu kota baru Indonesia. Namun, hal tersebut tidak terealisasi. Selain Bung Karno, Tjilik Riwut, Gubernur Kalteng pada masa itu juga mencetuskan ide serupa. 

Bung Karno beranggapan bahwa Palangka Raya merupakan wilayah yang sangat luas dan berada di tengah kepulauan Indonesia. Sayangnya, banyak pihak yang tidak setuju atas ide tersebut karena menganggap akses menuju Kalimantan belum memadai. 

Kota Palangka Raya berbatasan dengan beberapa wilayah lain di Kalimantan Tengah. Kabupaten Gunung Mas merupakan wilayah yang berbatasan dengan Palangka Raya di sebelah utara dan timur, Kabupaten Pulang Pisau di sebelah timur dan selatan, sedangkan Kabupaten Katingan di sebelah barat.

Sektor Ekonomi

Bundaran Mahir Mahar. (Foto: dok Pemprov Kalteng)

Dalam buku ‘Profil Kota Palangka Raya’ yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya, kota ini memiliki wilayah berbukit dengan kemiringan kurang dari 40 persen. Pada tahun 2017, pemerintah menggunakan 31,8 persen lahan Palangka Raya sebagai HPK (Hutan Produksi dapat Dikonversi), 26,1 persen sebagai HP (Hutan Produksi), dan 22,4 persen sebagai Taman Nasional Darat. Dalam buku itu disebutkan pula, pemerintah turut menginformasikan bahwa pola pemanfaatan ruang wilayah di kota Palangka Raya diterapkan lewat proses delineasi atau batas-batas kawasan kegiatan budaya, sosial, dan ekonomi. 

Badan Pusat Statistik mencatat, Palangka Raya dihuni oleh 266.020 penduduk pada tahun 2019. Dari 5 kecamatan yang ada, Jekan Raya merupakan wilayah yang paling padat penduduk dengan 140.173 jiwa. Disusul oleh Kecamatan Pahandut (88.731 jiwa), Sabangau (21.009 jiwa), Bukit Batu (12.867 jiwa), dan Rakumpit (3.240 jiwa). Pada tahun 2021, jumlah penduduk Palangka Raya berada di angka 299.000 dan didominasi oleh laki-laki. 

Menilik sektor unggulan, pertanian memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan Palangka Raya. Komoditas dengan produksi terbesar di antaranya adalah cabai rawit, mentimun, dan melon. Pada tahun 2019, ketiga komoditas itu memiliki jumlah produksi lebih dari seribu kuintal. Guna terus memberikan dukungan kepada para petani, pemerintah Palangka Raya menyediakan fasilitas benih bibit melalui kelompok tani. Dengan begitu, petani akan mendapatkan bibit terbaik demi hasil produksi yang maksimal. 

Itulah profil Kota Palangka Raya. Kalian pernah berkunjung ke sana?.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network