JAKARTA, iNews.id - Pencipta pesawat pertama di Indonesia ternyata Presiden ketiga, yakni Bj Habibie. Kiprah BJ Habibie dalam industri penerbangan di Indonesia membuat banyak kemajuan di bidang teknologi.
Tidak hanya menjadi konsumen, berkat tangan-tangan terampil anak bangsa, Indonesia juga mampu memproduksi pesawat terbang sendiri.
Saat ini Indonesia juga memiliki perusahaan perawatan dan maskapai penerbangan yang modern dan canggih.
Pencipta Pesawat Pertama di Indonesia
Pada tahun 1990-an Indonesia pernah mencatat sejarah, karena telah membuat pesawat terbang pertamanya.
Hal itu tidak lepas dari peran besar seseorang yang pernah menjabat sebagai Presiden ketiga, yaitu BJ Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek).
Setelah menimba ilmu di luar negeri, BJ Habibie kembali ke tanah air untuk memberikan kontribusinya melalui teknologi yang pada saat itu mulai dikembangkan.
Salah satu usaha dan kontribusinya adalah dengan mendirikan perusahaan pesawat terbang pertama di Indonesia, yaitu Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang sekarang lebih dikenal dengan nama PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Ide pertama BJ Habibie untuk menciptakan pesawat terbang adalah saat beliau melakukan perjalanan menggunakan kapal laut dari Makassar ke Jakarta, selama lima hari.
Di dalam perjalanan BJ Habibie memperhatikan burung yang terbang. Di tengah laut atau samudera yang luas burung tidak ada yang muncul atau terlihat berterbangan, justru burung ini banyak bermunculan saat di bibir pantai, atau saat mendekati pantai.
Fenomena tersebut yang menginspirasi beliau untuk berpikir bagaimana untuk menciptakan pesawat terbang.
Setelah kejadian itu akhirnya BJ Habibie membuat pesawat pertamanya untuk Indonesia yakni N250 Gatot Kaca, dengan mimpi besar agar Indonesia yang secara geografis berupa negara kepulauan dapat terhubung lewat udara.
Pembuatan pesawat N250 ini dipimpin oleh BJ Habibie saat menjadi Menteri Riset dan Teknologi pada awal 1990-an. Penamaan N250 mengandung arti khusus, N berarti Nurtanio atau Nusantara, angka 2 berarti mesin ganda, dan 50 berarti pesawat mampu menampung 50 penumpang.
Nama Gatot Kaca yang disematkan Presiden Soeharto pada pesawat tersebut. Gatot Kaca adalah tokoh pewayangan yang memiliki kesaktian tubuh kuat dan bisa terbang. Proyek pembuatan pesawat yang sukses ini mendapatkan sertifikasi dari Federal Aviation Administration.
Setidaknya dibutuhkan waktu lima tahun untuk melengkapi desain awal pesawat.
Pesawat N250 Gatot Kaca merupakan salah satu pesawat yang diproduksi oleh IPTN yang sekarang menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Saat ini keaktifan memproduksi berbagai jenis pesawat terbang mulai dihasilkan melalui PTDI.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait