Virus Africa Swine Fever (ASF) membuat puluhan ekor babi di sejumlah peternakan mati. (Foto: iNews/Ade Sata)

Sementara itu, dokter hewan Akhmad Rizaldi mengatakan tanda klinis babi yang terpapar ASF yakni kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum. Selain itu, babi juga mengalami diare berdarah, kemerahan pada telinga, demam 41 derajat celsius, konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis dan kejang.

Kadang babi juga mengalami muntah, diare atau sembelit, pendarahan kulit sianosis yang menyebabkan babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas dan tidak mau makan.

Virus ASF juga bertahan hidup di cuaca dingin maupun panas, serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan. Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan pakan yang terkontaminasi seperti limbah bekas catering yang mengandung daging babi.

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan ASF, karena itu peternak harus mewaspadai penyebaran ASF. Penyakit ini penularannya cepat dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

"Asf tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis)," ujarnya

Data terakhir yang dirilis Dinas Perikanan dan Peternakan Barito Timur pada 16 Februari 2022, jumlah kematian babi telah mencapai 1.528 ekor. Rinciannya, dari Kecamatan Awang 1.147 ekor, Dusun Timur 167 ekor dan Kecamatan Benua Lima 214 ekor.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network