Deretan Gempa Bumi Terdahsyat di Indonesia, Nomor 5 Picu Tsunami Setinggi 30 Meter
JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan pergerakan kerak bumi.
Indonesia menjadi negara yang sering diguncang gempa bumi karena terletak di sepanjang jalur seismik bergejolak yang disebut Cincin Api Pasifik. Selain itu faktor lainnya, Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.
Gempa bumi yang berpusat di dasar laut dengan kekuatan besar dapat enyebabkan terjadinya gelombang tsunami. Akumulasi energi gempa dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik dan efeknya dikenal dengan gelombang gempa bumi. Gelombang tersebut kemudian dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
1. Gempa Yogyakarta 10 Juni 1867
Gempa berkekuatan M8,0 melanda Yogyakarta pada 10 Juni 1867. Gempa yang terjadi dalam tempo 2 menit ini terasa getarannya hingga Surakarta dan Jawa Tengah.
Akibat gempa ini, Tugu Keraton Yogyakarta runtuh, begitu pula kediaman residen Belanda dan bangunan-bangunan di Tamansari.
Babad Pakualaman menyebutkan gempa pada 1867 tersebut membuat tanah bagai diayun-ayun, bergoyang bagai hendak dicabut, suara di puncak gunung mengerikan dan ombak laut bertambah besar. Disebutkan pula korban akibat gempa mencapai 1.000 orang.
2. Gempa Sumatera 25 November 1883
Gempa ini memiliki kekuatan daya mencapai M8,8 sampai M9,2. Gempa tersebut pusatnya berada di lepas pantai barat Andalas. Penyebab gempa karena pecahnya segmen palung Sumatera sepanjang 1.000 km.
Dampak yang ditimbulkan dari gempa yakni tsunami yang menerjang pesisir barat Sumatera, Pariaman hingga Bengkulu. Bahkan kerusakannya dirasakan hingga negara lain seperti Sri Langka dan Maladewa.
Untuk detail dampak dan total korbannya tidak terdokumentasi dengan baik saat itu sehingga tak diketahui secara pasti.
3. Gempa Pandang Panjang 28 Juni 1926
Gempa ini terjadi berkali-kali dan berpusat di Padang Panjang. Gempa pertama berkekuatan M7,6 dan gempa kedua berkekuatan M7,8. Getaran gempa-gempa tersebut dirasakan orang Minangkabau sekitar Danau Singkarak, Bukittinggi, Danau Maninjau, Sawahlunto, Solok dan Alahan Panjang.
Bahkan jam gadang sempat bergoyang hebat hingga konstruksinya miring 30 derajat. Dampak yang ditimbulkan dari gempa itu ialah ribuan bangunan roboh dan puluhan orang meninggal dunia.
4. Gempa Laut Banda 1 Februari 1938
Gempa bumi ini terjadi di Laut Banda dan merupakan gempa terbesar ke-9 yang terjadi pada abad ke-20 di Indonesia. Kekuatan gempa bumi ini mencapai M8,5 hingga menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter. Untungnya pada gempa ini tak memakan korban jiwa.
5. Gempa Aceh 26 Desember 2004
Gempa ini terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia. Gempa Aceh merupakan salah satu gempa terbesar ketiga di dunia yang membuat gelombang tinggi tsunami mulai dari Thailand, Indonesia hingga India.
Gelombang ini diperkirakan mencapai ketinggian 30 meter yang menghancurkan Aceh bagian selatan dan barat. Tercatat gempa ini berkekuatan M9,0.
Dampak dari bencana gempa bumi paling mematikan abad ini, diperkirakan sekitar ratusan ribu orang meninggal dunia dan puluhan ribu hilang.
Kemudian timbul gelombang tsunami setinggi 30 meter. Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun yang mengakibatkan korban jiwa yakni Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia dan Somalia.
Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal di Indonesia, sedangkan total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak.
6. Gempa Nias 28 Maret 2005
Gempa ini terjadi di perairan Pulau Nias, Sumatera Utara dan Pulau Simeuleu, Aceh. Gempa ini berkekuatan M8,2. BMKG mengungkapkan gempa terjadi pada kedalaman 33 kilometer.
Gempa Nias ini juga bahkan dirasakan di daerah Jambi, Pekanbaru, Padang dan Kuala Lumpur Malaysia. Dampak yang ditimbulkan dari gempa ini, ribuan orang meninggal dan luka-luka.
7. Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006
Gempa ini berkekuatan M6,4 yang memiliki titik episenter gempa di perbukitan struktural berjarak ± 15 kilometer di timur Kali Opak. Gempa ini mengguncang Yogyakarta dan wilayah Jawa Tengah.
Gempa menyebabkan sekitar 6.000 orang meninggal dunia. Tak hanya itu, 1.000.000 orang kehilangan tempat tinggal.
8. Gempa Sumatera 6 Maret 2007
Gempa ini terjadi beberapa kali. Gempa pertama berkekuatan M5,8 dengan lokasi 19 kilometer selatan Kota Bukittinggi. Gempa bumi kedua berkekuatan M5,8 di sebelah barat Daya Batusangkar.
Sementara gempa ketiga berkekuatan M5,8. Pada hari berikutnya, terjadi gempa bumi mencapai 226 kali. Kemudian 8 Maret, gempa bumi terjadi lagi sebanyak 45 kali.
Gempa bumi tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan sekolah, rumah, perkantoran dan rumah ibadah. Tercatat jumlah korban jiwa meninggal mencapai 70 orang.
9. Gempa Lombok 5 Agustus 2018
Gempa ini berawal dari gempa berkekuatan M6,4 yang terjadi pada 29 Juli 2018 hingga 5 Agustus 2018. BMKG mencatat setidaknya terdapat 585 gempa susulan. Empat hari pascagempa Lombok, terjadi gempa susulan dengan kekuatan M5,9.
Kemudian pada 19 Agustus 2018, gempa kembali terjadi dengan kekuatan M6,0 di Lombok. Disusul kemudian pada 25 Agustus 2018, terjadi gempa berkekuatan M5,5. Peristiwa ini menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, ribuan orang luka-luka dan ratusan ribu orang mengungsi.
10. Gempa Palu-Donggala 28 September 2018

Gempa mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pukul 14.00 WIB dengan kekuatan M6,0 dengan kedalaman 10 km. Sore harinya, gempa terjadi lagi, tepatnya pada pukul 17.02 WIB dengan kekuatan M7,4 dan kedalaman yang sama.
Lima menit pascagempa, BMKG mengumumkan peringatan dini tsunami. Pada pukul 17.22 WIB, tsunami benar-benar terjadi hingga ketinggian 6 meter. Sebelum tsunami, tercatat kurang lebih ada 13 gempa dengan kekuatan di atas M5.
Menyusul kejadian ini, fenomena alam likuifaksi juga terjadi di wilayah Petobo, Palu. Akibat bencana tersebut, per 25 Oktober 2018, BNPB mencatat korban meninggal sebanyak 2.081.
Editor: Donald Karouw