Peringatan Dini BMKG, Waspada Gelombang Tinggi 3,5 Meter di Selatan Kalimantan
PALANGKA RAYA, iNews.id - Nelayan dan masyarakat yang ada di pesisir perairan selatan Kalimantan diminta untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang air laut setinggi 3,5 meter. Hal itu diungkapkan Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Adriani.
"Untuk satu pekan ke depan, prakiraan prospek tinggi gelombang yang cukup signifikan di daerah perairan selatan Kalimantan Tengah, berkisar antara 1,5 hingga 3,5 meter," katanya, Rabu (28/12/2022).
Selain waspada gelombang setinggi 3,5 meter, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan sambaran petir.
Dia mengatakan, untuk angin dilihat dari potensinya, selama satu pekan ke depan kecepatannya diperkirakan di atas rata-rata, yang mana normalnya mencapai 10 kilometer/jam untuk angin permukaan.
"Untuk satu pekan ke depan ini, potensinya bisa sampai 20-30 km/jam di daratan wilayah daratan Kalteng terutama di wilayah pesisir atau Kalteng bagian selatan," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat Kalteng juga diminta mewaspadai adanya pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus untuk segera menjauhi arah awan tersebut.
Kondisi itu juga harus menjadikan masyarakat semakin waspada terhadap potensi adanya genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang.
Jika melihat fenomena tersebut masyarakat agar waspada dan segera mencari tempat teduh, namun tidak di bawah pohon.
Dia pun meminta kepada saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir, masyarakat untuk segera mencari tempat berlindung yang aman seperti di dalam rumah atau gedung.
"Jauhi papan reklame atau baliho, pohon besar dan jangan berada di lapangan atau tempat terbuka untuk menghindari sambaran petir atau tumbangnya pohon, papan reklame dan sejenisnya. Berlindunglah di bangunan permanen," ungkapnya.
Editor: Candra Setia Budi