Kota Sampit sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki posisi strategis, terutama karena letaknya yang berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. (Foto: Antara).

JAKARTA, iNews.id- Kota Sampit sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memiliki posisi strategis, terutama karena letaknya yang berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. Posisi ini membuat akses transportasi menjadi lebih efisien bagi warga dari berbagai daerah sekitarnya.

Pelabuhan laut di Sampit tentu menjadi salah satu aset penting dalam menggerakkan perekonomian wilayah Kotim. Keunggulan komparatif ini dapat terus dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan daerah.

Dikutip dari laman Pemkab Kotim menyebutkan, Kota Sampit, terletak di tepi Sungai Mentaya, memiliki sejarah yang kaya. Dalam Bahasa Dayak Ot Danum, Sungai Mentaya disebut “batang danum kupang bulan”. 

Meskipun hanya 67 persen dari sungai ini dapat dilayari oleh perahu bermotor karena morfologi yang sulit dan alur tidak terpelihara, Sungai Mentaya tetap menjadi jalur utama.

Asal kata “Sampit” masih menjadi pertanyaan banyak orang. Menurut beberapa sumber, kata “Sampit” berasal dari bahasa China yang berarti “31” (sam=3, it=1). 

Pada masa itu, rombongan 31 orang China datang ke daerah ini untuk melakukan kontak dagang dan membuka usaha perkebunan. Hasil perdagangan perkebunan saat itu melibatkan rotan, karet, dan gambir. Salah satu areal perkebunan karet yang cukup besar saat itu terletak di belakang Golden dan Kodim.

Pada tahun 1795-1802, terjadi peperangan sengit antara Belanda dan Inggris. Akibatnya, permukiman warga Sampit dipindahkan ke pedalaman, khususnya ke Kota Besi karena gangguan dari bajak laut di muara Sungai Mentaya. 


Editor : Kurnia Illahi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network