Kota Sampit sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki posisi strategis, terutama karena letaknya yang berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. (Foto: Antara).

Eskader Belanda berhasil menghancurkan gerombolan bajak laut pimpinan Koewardt yang berkekuatan 25 perahu di sekitar Teluk Kumai dan Tanjung Puting pada tahun 1836. Tokoh bajak laut Koewardt akhirnya tewas dan dikuburkan di sekitar Ujung Pandaran, yang hingga kini dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Setelah merasa aman, penduduk pindah ke Seranau (sekarang dikenal sebagai Mentaya Seberang) pada tahun 1836. Para pedagang China juga mulai berdatangan dan menetap di sana, membentuk sejarah yang kaya bagi Kota Sampit.

Sementara itu, pemahaman mengenai arah matahari dan kepercayaan hongsui memang memiliki pengaruh yang kuat dalam budaya dan pembangunan kota. Menarik bahwa permukiman baru dibangun di seberang Seranau (Sampit sekarang) agar menghadap matahari terbit, menghormati kepercayaan tersebut.

Bukti-bukti seperti tiang bendera kapal dan pecahan keramik yang ditemukan di lokasi perusahaan PT Indo Belambit menambah keaslian cerita sejarah. Kontak dagang dengan bangsa-bangsa luar, termasuk China, India dan Portugis menunjukkan betapa pentingnya hubungan lintas budaya pada masa itu.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network